BAHASA ARAB
SMP MUHAMMADIYAH
KELAS IX
BAB I
أَلْأُسْتَاذُ الْمُجْتَهِدُ
JUMLAH FI’LIYAH
BAB II
الطَّالِبَةُ الْمَاهِرَةٌ
FI’IL MADLI
Fi’il Madli adalah
kata kerja yang menunjukkan waktu lampau atau telah selesai dilaksanskan.
Ciri-cirinya yaitu
bentuk aslinya berharakat fathah dan kebanyakan terdiri dari 3 huruf:
Berikut 6 (dari 14)
perubahan yang akan kita pelajari:
Perhatikan Tabel di
bawah ini:
BAB III
FI’IL MUDLARI’
Fi’il Mudlari’ adalah
kata kerja yang manunjukkan sedang atau akan dilaksanakan.
Ciri-cirinya selalu
diawali dengan salah satu huruf mudlara’ah, yaitu: ي، ت، أ، ن،
Contoh :
Berikut 6 (dari 14)
perubahan yang akan kita pelajari:
Perhatikan Tabel di
bawah ini:
BAB IV
KAANA – YAKUUNU
كَانَ - يَكُوْنُ
Kaana artinya:
keadaan pada masa lalu, seperti was dalam bahasa inggris.
Yakuunu artinya:
menjadi. Perhatikan contoh:
Penjelasan:
1. Kaana merupakan fi’il
madly (lampau) dan Yakuunu merupakan fi’il mudlari’ (sekarang/akan datang)
untuk subjek dia (lk) (contoh no 1 dan 2). Untuk subjek dia (perempuan), makan
kaana berubah menjadi kaanat, dan yakuunu berubah menjadi takuunu.
2. Isim yang menjadi
subjek setelah Kaana dan Yakuunu dibaca rafa’ (berharakat akhir dhomah) dan
disebut sebagai Isim Kaana, sedangkan predikatnya disebut khobar Kaana yang
dibaca nashab (berharakat akhir fathah)
3. Pada no 5-6 kata
yakuunu didahului oleh kata “an”, maka kata yakuunu (takuunu) berubah menjadi
nashab (berjarakat akhir fathah)
BAB V
FI’IL AMR
Fi'il Amar adalah kata kerja yang menunjukkan perintah. Fi'il Amr (kata kerja perintah) dibentuk dari fi'il mudhari', yakni dengan mengubah huruf mudhoro'ah ya (ي) menjadi Hamzah kecuali kata dengan struktur huruf tertentu, dan mengubah arah kata huruf akhir menjadi sukun. Perhatikan tabel berikut:
الْفِعْل الأَمْرِ | الْفِعْل الْمُضَارِعِ | الْفِعْل الْمَاضِي |
إِقْرَأْ | يَقْرَأُ | قَرَأَ |
اِسْمَعْ | يَسْمَعُ | سَمِعَ |
اُكْتُبْ | يَكْتُبُ | كَتَبَ |
تَعَلَّمْ | يَتَعَلَّمُ | تَعَلَّمَ |
Fi'il Amar dibedakan sesuai subjek yang melakukan pekerjaan (orang yang diperintahkan) seperti contoh berikut:
1. untuk orang laki-laki tunggal (Mudzakkar)
يَا عُثْمَانُ، اِقْرَأْ الْقُرْآنُ كُلَّ يَوْمٍ
يَا أَحْمَدُ، اِسْمَعْ الآذَانَ
2. untuk orang perempuan tunggal (Muannats)
يَا خَدِيْجَةُ، اِقْرَئِيْ الْقُرْآنُ كُلَّ يَوْمٍ
يَا فَاطِمَةُ، اُكْتُبِيْ دَرْسَكَ
Perhatikan Tabel fi’il amr:
BAB VI
FI’IL NAHI
Fi’il Nahi adalah
kata kerja yang menunjukkan larangan. Fi’il nahi dibentuk dari fi’il mudhari
bersubjek orang kedua tunggal laki-laki (anta), yakni dengan menambah huruf laa
nahi (لَا) diawal dan mengubah harakat huruf akhir
menjadi sukun.
Adapun untuk subjek
orang kedua tunggal perempuan (anti) dengan menambahkan huruf “ya” sukun
diakhirnya.
Perhatikan tabel berikut:
Contoh:
1. Untuk orang laki-laki
tunggal
2. Untuk orang perempuan
tunggal
BAB VII
INNA, ANNA, LAAKINNA,
LA’ALLA & LAINNA
إنَّ، أنَّ، لٰكِنَّ، لَعَلَّ، لِأَنَّ
·
Inna, anna, laakinna, la’alla & lianna merupakan unsur yang dapat
ditambahkan pada kalimat berstruktur jumlah ismiyyah, yakni sebelum isim/kata
benda diawal kalimat (mubtada’)
·
Penambahan masing-masing ari unsur tersebut membuat isim (kata benda)
sesudahnya dibaca nashab (fathah), kecuali dalam bentuk dlamir (kata ganti),
karenanya ia kadang disebut huruf nashab.
·
Unsur إنَّ، أنَّ berarti sesungguhnya/bahwa yang berfungsi
menegaskan kalimat.
·
Unsur لٰكِنَّ berarti tetapi yang berfungsi menyambung dua
kalimat yang kontras (berbeda makna).
·
Unsur لَعَلَّ berarti semoga yang menunjukkan kalimat
harapan
·
Unsur لِأَنَّ berarti karena yang berfungsi
mengawali kalimat yang bermakna sebab/alasan.
Perhatikan Contoh
dibawah ini:
Komentar
Posting Komentar