BAB V
FI’IL AMR
Fi'il Amar adalah kata kerja yang menunjukkan perintah. Fi'il Amr (kata kerja perintah) dibentuk dari fi'il mudhari', yakni dengan mengubah huruf mudhoro'ah ya (ي) menjadi Hamzah kecuali kata dengan struktur huruf tertentu, dan mengubah arah kata huruf akhir menjadi sukun. Perhatikan tabel berikut:
الْفِعْل الأَمْرِ | الْفِعْل الْمُضَارِعِ | الْفِعْل الْمَاضِي |
إِقْرَأْ | يَقْرَأُ | قَرَأَ |
اِسْمَعْ | يَسْمَعُ | سَمِعَ |
اُكْتُبْ | يَكْتُبُ | كَتَبَ |
تَعَلَّمْ | يَتَعَلَّمُ | تَعَلَّمَ |
Fi'il Amar dibedakan sesuai subjek yang melakukan pekerjaan (orang yang diperintahkan) seperti contoh berikut:
1. untuk orang laki-laki tunggal (Mudzakkar)
يَا عُثْمَانُ، اِقْرَأْ الْقُرْآنُ كُلَّ يَوْمٍ
يَا أَحْمَدُ، اِسْمَعْ الآذَانَ
2.
untuk orang perempuan tunggal (Muannats)
يَا خَدِيْجَةُ، اِقْرَئِيْ الْقُرْآنُ كُلَّ يَوْمٍ
Hail Khodijah, bacalah Al-Quran setia hari
يَا فَاطِمَةُ، اُكْتُبِيْ دَرْسَك
Hai Fatimah, tulislah pelajaranmu
Perhatikan Tabel fi’il amr:
Arti
|
لِلْمُؤَنَّثِ
(أَنْتِ)
|
لِلْمُذَكَّر
(أَنْتَ)
|
Bacalah
|
اِقْرَئِيْ
|
اِقْرَأْ
|
Dengarkan
|
اِسْمَعِيْ
|
اِسْمَعْ
|
Tulislah
|
اُكْتُبِيْ
|
اُكْتُبْ
|
Keluarlah
|
اُخْرُجِيْ
|
اُخْرُجْ
|
Belajarlah
|
تَعَلَّمِيْ
|
تَعَلَّمْ
|
Makanlah
|
كُلِيْ
|
كُلْ
|
Sholatlah
|
صَلِّيْ
|
صَلِّ
|
Pulanglah
|
اِرْجِعِيْ
|
اِرْجِعْ
|
Masuklah
|
اُدْخُلِيْ
|
اُدْخُلْ
|
Tulislah
|
اُكْتُبِي
|
اُكْتُبْ
|
Berwudhulah
|
تَوَضَّعِيْ
|
تَوَضَّعْ
|
Berfikirlah
|
فَكِّرِيْ
|
فَكِّرْ
|
Belajarlah
|
تَعَلَّمِيْ
|
تَعَلَّمْ
|
BAB VI
FI’IL NAHI
Fi’il Nahi adalah kata kerja yang menunjukkan larangan. Fi’il nahi dibentuk dari fi’il mudhari bersubjek orang kedua tunggal laki-laki (anta), yakni dengan menambah huruf laa nahi (لَا) diawal dan mengubah harakat huruf akhir menjadi sukun.
Adapun untuk subjek orang kedua tunggal perempuan (anti) dengan menambahkan huruf “ya” sukun diakhirnya.
Contoh:
1. Untuk orang laki-laki tunggal
- يَا عُمَرَ، لَا تَقْرَأْ اَلْمَجَلَّةَ كُلَّ يَوْمٍ !
(Hai Umar, jangan membaca majalah setiap hari)
- يَاجَعْفَرُ، لَا تَكْتُبْ شَيْئًاعَلَى الْجِدَارِ!
(Wahai Ja'far, jangan menulis apapun di dinding)
2. Untuk orang perempuan tunggal
- يَا رَشِيْدَةُ، لَا تَقْرَئِى اَلْمَجَلَّةَ كُلَّ يَوْمٍ !
(Hai Rosyidah, jangan membaca majalah setiap hari)
- يَاحَنِيْفَةُ، لَا تَكْتُبِي شَيْئًاعَلَى الْجِدَارِ!
(Wahai Hanifah, jangan menulis apapun di dinding)
BAB VII
HARFU NASHAB
INNA, ANNA, LAAKINNA, LA’ALLA & LAINNA
إنَّ، أنَّ، لٰكِنَّ، لَعَلَّ، لِأَنَّ
· Inna, anna, laakinna, la’alla & lianna merupakan unsur yang dapat ditambahkan pada kalimat berstruktur jumlah ismiyyah, yakni sebelum isim/kata benda diawal kalimat (mubtada’)
· Penambahan masing-masing ari unsur tersebut membuat isim (kata benda) sesudahnya dibaca nashab (fathah), kecuali dalam bentuk dlamir (kata ganti), karenanya ia kadang disebut huruf nashab.
· Unsur إنَّ، أنَّ berarti sesungguhnya/bahwa yang berfungsi menegaskan kalimat.
· Unsur لٰكِنَّ berarti tetapi yang berfungsi menyambung dua kalimat yang kontras (berbeda makna).
· Unsur لَعَلَّ berarti semoga yang menunjukkan kalimat harapan
· Unsur لِأَنَّ berarti karena yang berfungsi mengawali kalimat yang bermakna sebab/alasan.
Perhatikan Contoh dibawah ini:
اِنَّ عُمَرَ
تِلْمِيْذٌ مُجْتَهِدٌ
ç عُمَرُ تِلْمِيْذٌ مُجْتَهِدٌ
عَرَفَتْ أَنَّ
الدُّعَاءَ صِلَاحُ الْمُؤْمِنِ ç الدُّعَاءُ
صِلَاحُ الْمُؤْمِنِ
الْمَسْجِدُ كَبِيْرٌ وَلَكِنَّ
وَالْبَيْتَ صَغِيْرٌ
ç الْمَسْجِدُ كَبِيْرٌ وَالْبَيْتُ صَغِيْرٌ
لَعَلَّ التِّلْمِيْذَ
نَاجِحٌ ç التِّلْمِيْذُ نَاجِحٌ
لِاَنَّ الإِمْتِحَانَ
سَيَجِيْئُ فِي وَقْتٍ قَرِيْبٍ
ç الإِمْتِحَانُ
سَيَجِيْئُ فِي وَقْتٍ قَرِيْبٍ
Komentar
Posting Komentar